Pernyataan Obama pada hari Rabu 22 Juli 2009 di depan para wartawan yang menyebut polisi kota Cambridge "berbuat bodoh" berbuntut panjang. Demikian berita yang dirilis vivanews.com pagi ini.
Para polisi AS yang tergabung dalam Persaudaraan Petugas Polisi Internasional (IBPO) menyatakan bahwa perkataan yang dikeluarkan oleh Presiden Obama berkenaan penahanan seorang profesor kulit hitam oleh rekan mereka tidak sepatutnya diucapkan karena bisa menjadi preseden buruk bagi penegakan ketertiban.
Berikut komentar Obama yang disebutkan membuat "sakit hati" penegak kebenaran AS yang disiarkan stasiun televisi ABC News:
"Menurut saya, cukup adil kalau saya bilang bahwa, pertama, kita semua cukup marah atas kejadian itu. Kedua, polisi Cambridge sudah bertindak bodoh dengan menangkap warga yang jelas-jelas terbukti tengah berada di rumah sendiri,"
David Holway, ketua sekaligus juru bicara IBPO mengungkapkan komentar Presiden AS Barack Obama bisa memberi dampak negatif bagi polisi di Amerika.
Hal senada juga dikatakan Kepala Polisi Kota Cambridge, Robert Haas yang mengatakan pernyataan orang nomor satu AS dua hari lalu telah melukai jajaran kepolisian yang dipimpinnya dan mencemarkan kebanggaan profesi.
Sebagai informasi, profesor Henry Gates adalah pengajar di Universitas Harvard yang dimana pada tanggal 16 Juli 2009 ditahan pihak kepolisian Cambridge atas laporan dari seorang warga yang melihat ada orang yang berusaha mendobrak pintu suatu rumah di alamat yang dihuni Gates. Warga pelapor tersebut tidak tahu bahwa yang mendobrak tersebut adalah sang penghuni rumah, Henry Gates.
Henry Gates yang merasa tidak bersalah dengan apa yang dilakukannya menunjukkan identitas kepada pihak kepolisian yang menangkap di rumahnya sendiri. Namun, dia tetap ditahan.
Menanggapi penahanannya, Gates merasa dia memang telah diincar karena dia orang kulit hitam. Hal inilah yang memicu Obama untuk bereaksi dengan mengeluarkan pernyataan kepada media AS beberapa waktu lalu.
Kasus salah tangkap sebenarnya tidak hanya terjadi di Amerika Serikat, di Indonesia pun pernah terjadi seperti itu. Namun, menjadi pelajaran bagi para petinggi negara di negeri untuk memperhatikan ucapannya. Jangan sampai karena komentar yang kurang tepat diucapkan mericuhkan satu negeri ini.
Mari tetap dukung dalam doa bagi para pemimpin Indonesia agar Tuhan memberikan hikmat kebijaksanaan dalam memimpin bangsa yang majemuk ini.
Sumber : vivanews.com/bm